Selasa, 17 Juni 2008

Semakin pudarnya jati diri anak bangsa

Pada suatu hari saya lewat di jalan Gatot Subroto, dan hati saya tertegun ketika melihat sebuah papan reklame yang persis berada di depan Kantor Polda Metro Jaya. Reklame besar tersebut adalah iklan dari satu acara bincang-bincang di stasiun TV swasta nasional Metro TV yaitu "Save Our Nation". Iklan tersebut menampilkan wajah Rizal Mallarangeng dalam posisi yang sangat gagah dengan latar belakang bendera kebanggan bangsa ini yaitu Sang Saka Merah Putih.

Pertama kali melihat iklan tersebut saya cukup terkagum-kagum, namun setelah melihat lebih cermat lagi saya (sebagai Warga Negara yang sangat bangga dengan bangsa ini) cukup merasa kecewa dengan penggunaan kalimat yang tertera dalam iklan tersebut yaitu "There's nothing to fear but the fears its self" (mengutip ucapan Mantan Presiden Amerika Serikat J.F. Kennedy). Bukan arti dari kalimat itu yang membuat saya kecewa tetapi mengapa harus mengutip kalimat yang diucapkan oleh mantan presiden negara lain (sementara latar belakang dari iklan tersebut bergambar Sang Saka Merah Putih), apakah mantan-mantan presiden atau tokoh-tokoh negeri ini tidak pernah mengucapkan kalimat yang dapat menggugah semangat anak bangsa ini untuk bangkit bersama membangun negeri ini? apakah ada keharusan untuk mengutip setiap kalimat yang keluar dari pemimpin bangsa lain? apakah kita harus selalu menggunakan Bahasa Inggris untuk mengiklankan sesuatu? apakah kita tidak bangga dengan bahasa kita sendiri yaitu Bahasa Indonesia? yang merupakan sumpah setia para pemuda-pemudi pada tanggal 28 Oktober 1928.

Sebagaimana kita ketahui bersama, pada Tanggal 28 Oktober 1928, seluruh Pemuda-Pemudi berkumpul dalam Kongres Pemuda II di Jakarta dimana mereka mewakili daerahnya masing-masing untuk bersumpah setia "mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia", mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia", dan "menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia".

Untuk Bang Rizal Mallarangeng, untuk tidak selalu "amerika oriented". Banggalah dengan tanah air ini, banggalah dengan bangsa ini dan banggalah dengan bahasa Indonesia ini.

Untuk pimpinan Metro TV, sebagai salah satu stasiun tv terbesar di Indonesia, metro tv mempunyai tugas dan kewajiban untuk mencerdaskan bangsa ini, dan mensosialisasikan penggunaan bahasa indonesia dengan baik dan benar agar tumbuh didalam hati setiap anak bangsa ini kecintaan terhadap tanah air, bangsa dan bahasa indonesia.

Sebisa mungkin gunakanlah bahasa indonesia untuk judul acara yang ditayangkan, karena sejauh pengamatan saya hampir sebagian besar acara yang ditayangkan oleh metro tv menggunakan bahasa inggris, seperti: ellection channel, save our nation, Kick Andy, todays dialogue dan lain-lain.

Sekali lagi saya sampaikan kepada pimpinan metro tv, berbanggalah menggunakan bahasa indonesia.

Senin, 16 Juni 2008

Kejaksaan Agung dan Permasalahannya

Setelah terungkapnya kasus suap 6 miliar rupiah yang melibatkan jaksa senior Urip Tri Gunawan dalam kasus BLBI, kini masyarakat diperlihatkan betapa rusaknya sistem penegakan hukum yang diemban oleh Kejaksaan Agung yang notabene merupkan institusi yang seharusnya menghapus korupsi dari negeri tercinta ini. Ternyata, beberapa oknum Kejaksaan Agung dalam melaksanakan tugasnya menghapus korupsi melakukannya dengan cara korupsi juga. Dan yang sangat ironis serta menyakitkan sebagian besar perasaan rakyat Indonesia yang sebagian besar berada di bawah garis kemiskinan adalah kasus suap tersebut ditenggarai melibatkan beberapa Jaksa Agung Muda (yang dalam kehidupannya telah bergelimang harta).

Apabila kasus suap tersebut pada akhirnya diputus oleh pengadilan memang melibatkan beberapa oknum Jaksa Agung Muda, ini menunjukkan kepada kita betapa serakahnya mereka dan betapa rusaknya mereka dalam mengemban amanah yang telah diberikan oleh negara ini. Hal ini diperparah dengan statement yang disampaikan oleh Jaksa Agung bahwa dia tidak akan mengundurkan diri sebagai wujud tanggungjawabnya dalam membina bawahannya.

Indonesia adalah Negeri yang terkenal dengan beraneka macam budayanya. Dari Sabang sampai Merauke memiliki kebudayaan yang berbeda-beda dan beraneka macam, namun dari bermacam-macamnya budaya yang ada, ada satu budaya yang sampai saat ini belum dimiliki oleh Pejabat di negeri ini yaitu Budaya Malu. Memang budaya malu telah lama hilang dari hati nurani para pejabat negeri ini, mereka dengan bangganya memamerkan harta kekayaannya sementara sebagian besar masyarakat berada dibawah garis kemiskinan. Mereka juga dengan segala cara mempertahankan jabatannya walaupun ia sudah tidak layak lagi memangku jabatan tersebut.

Seharusnya para pejabat kita dapat mencontoh tanggungjawab yang dicontohkan oleh Parlemen Korea Selatan yang secara bersama-sama mengundurkan diri karena kebijkannya untuk mengimpor daging sapi dari Amerika ditentang oleh sebagian besar rakyat Korea Selatan karena ditenggarai daging sapi produksi Amerika mengandung penyakit sapi gila (mad cow).

Kepada Jaksa Agung, saya hanya dapat menghimbau dan memberikan masukkan kepada anda bahwa anda adalah pucuk pimpinan dalam Kejaksaan Agung. Andalah pejabat yang paling bertanggungjawab terhadap segala kerusakan ahlak dan moral yang terjadi pada jajaran anda, maka sudah sepatutnyalah anda memberi kesempatan kepada orang lain (baik dari internal Kejaksaan Agung atau dari eksternal Kejaksaan Agung) yang memiliki integritas dan bertanggungjawab untuk mengemban amanah negeri ini dalam memberantas korupsi dan memperbaiki ahlak dan moral aparat kejaksaan dengan cara yang bertanggungjawab yaitu mengundurkan diri karena telah gagal memperbaiki citra Kejaksaan Agung.

Saya yakin, masih banyak Jaksa-Jaksa yang memiliki integritas tinggi dalam menjalankan tugasnya, namun seringkali pula mereka mendapat hambatan dari oknum-oknum jaksa nakal yang menganggap mereka melawan arus sehingga seringkali juga karir mereka tidak semulus oknum-oknum Jaksa nakal tersebut.

Saya cinta Kejaksaan Agung dan saya termasuk orang yang tidak setuju apabila Kejaksaan Agung dibubarkan namun saya benci dengan sepak terjang oknum Jaksa-Jaksa nakal tersebut.

Saya berdoa semoga Presiden SBY terketuk hatinya untuk mempertimbangkan penggantian Jaksa Agung dan saya berharap Pak SBY tidak berdalih bahwa penggantian Jaksa Agung tidak akan bermanfaat mengingat masa tugas Pak SBY yang tinggal setahun lagi. Saya sampaikan ke Pak SBY bahwa penegakkan hukum dan pemberantasan korupsi tidak dapat dibatasi oleh masa jabatan, penegakkan hukum dan pemberantasan korupsi harus dilakukan setiap saat, kapan saja dan oleh siapa saja yang memimpin negeri ini. Semua ini demi kebaikan negeri ini dan untuk kemaslahatan seluruh bangsa dan rakyat Indonesia tercinta.

Saya yakin, apabila korupsi bisa dihapus dari negeri ini, maka rakyat Indonesia tidak akan lagi mengantri Minyak Tanah dan Gas Elpiji. Rakyat Indonesia akan segera berada pada posisi yang seharusnya sebagai bangsa yang besar dan berlimpah sumber daya alamnya. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita dalam memberantas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dari negeri ini....Amiin